Motivasi
Al Kindi dan Falsafah Islam
بِسْـــــــــمِ ﷲِالرَّحْمَنِ الرَّحِيم
Ramai pholosofer Barat yang jadi rujukan umat Islam pada hari ini. Apa kata kita rujuk pula filosofer Islam....
Ramai pholosofer Barat yang jadi rujukan umat Islam pada hari ini. Apa kata kita rujuk pula filosofer Islam....
sumber google |
Filsafat dan Agama Menurut Al-Kindi
Agama yang bersumber dari wahyu Ilahi mengandung kebenaran, dan kebenaran ini dituangkan untuk manusia. Filsafat juga mengandung kebenaran, kebenarannya didasarkan pada pencarian nalar manusia. Dengan demikian ujung dari keduanya ialah “kebenaran”. Filsafat mencari kebenaran dan agama membawa kebenaran. Namun demikian kebenaran agama tidak akan dirasakan kecuali oleh orang yang berakal. Oleh sebab itu kebenaran agama harus digali agar lebih jelas. Penggalinya ini dilakukan dengan menggunakan nalar filsafat.
Orang Yang Berakal
Sumber : ZhulkefleeHjIsmail |
Bagi al-kindi kebenaran yang dibawa oleh agama lebih positif dan lebih meyakinkan daripada kebenaran filsafat, walaupun ia juga harus memakai filsafat untuk lebih memperjelasnya, tetapi pekerjaan itu hanyalah pekerjaan membuka selubung barang yang telah ada.
"mungkinkah sesuatu menjadi sebab adanya sendiri, ataukah hal itu tidak mungkin? Jawabnya: yang demikian itu tidak mungkin".
Jadi, kebenaran yang hendak dicari oleh filsafat, akallah yang menjadi alat pencariannya, dan kebenaran yang dibawa oleh agama akal pulalah yang berfungsi untuk membuka tabirnya. Dengan demikian akal berfungsi dalam filsafat dan juga dalam agama.
Jiwa mempunyai tiga daya:
- daya bernafsu (appetitive)
- daya pemarah (irascible)
- dan daya berpikir (cognitive faculty)
daya berpikir itu disebut akal. Menurut Al-Kindi ada tiga macam akal:
- akal yang bersifat potensial
- akal yang telah keluar dari sifat potensial menjadi actual
- dan akal yang telah mencapai tingkat kedua dari aktualitas, yang dalam bahasa arab disebut:
فىِ حالةٍ مِنَ الفعْلِ ظَاهِرةً حِيْنَ يَبَاشِرُ الفِعْلَ, الفِعْلُ الَّذى نُسمِّيْهِ الثَّانِى.
“Dalam keadaan aktual nyata, ketika Ia aktual, akal yang kami sebut “yang kedua”
Sumber : aku dan cermin
Nice entry . ilmu yg bermanfaat..
ReplyDelete